Tuesday, March 10, 2020

Sedih, situasi dimana seseorang merasakan suatu emosi, yang dicirikan dengan perasaan tidak beruntung dan tidak berdaya.

Yaa, mungkin semua orang pernah merasakan sedih, atau bahkan ada yang sedang merasakannya.

Seseorang pasti pernah berada di titik paling rendah dalam hidupnya. Entah masalahnya apa, tapi pasti dengan masalah yang berbeda beda, dan dengan sebab yang beragam tentunya. Ada yang hingga ingin pergi ke bulan, atau bahkan hingga hilang ditelan keadaan. Yaa intinya posisi itu paling sulit.

Masalah, memang bisa datang dari sisi manapun. Tapi, pernahkah masalahmu datang di lingkungan sekolah ? Mungkin pernah, tapi ini selalu jadi paling berat bagiku sendiri. Dengan teman, mungkin sudah biasa, mudah untuk memaafkan karena penyebabnya selalu jelas. Tapi bayangkan, seandainya masalah itu datang dari seorang guru. Dia baik, dan aku salut. Tapi pernah di satu hari, saat itu semua murid di kelasku mendapat nilai dibawah rata-rata untuk mata pelajaran guru itu, dan di hari yang sama ada tugas untuk perbaikan nilai. Andai beliau tau, kala itu tugasku sedang dilihat teman, memang belum terisi semua. Namun, di hari yang sama aku harus menyelesaikan tugas lain di kantor.

"Kerjain remedialan, kamu mah nyontek wae ge, ari tugas teu di kerjakeun"
Seketika kantor hening, karena kata-kata tadi. Yaa, beliau melontarkan kata-kata itu untukku, dihadapan banyak guru yang lainnya. Terbayang tidak bagaimana rasanya?
Oke, sebelumnya di masa Ujian Akhir Semester 1, beliau yang menjadi pengawas diruangan tepat aku mengerjakan soal. Teman depan bangku-ku kala itu banyak bertanya, jujur aku kesal kala itu, karena tidak bisa mendiamkannya, aku malah memberi jawaban demi jawaban. Dan usai mengumpulkan soal.
"Kamu nyontek wae ih" ,- Terdiam, lalu pergi, hingga semua air mataku keluar setelahnya.
Aku tidak pernah bisa menjawab, tidak pernah bisa meluruskan apa yang sebenarnya terjadi, karena aku takut saat aku menjawab, beliau malah merasa tersinggung. Aku tau dia guru, dan kedua orang tuaku guru, itu sebabnya aku tidak pernah berani menjawab dan menyangkal apa yang terlontar dari mulutnya, sekalipun itu salah.
Sebenarnya, aku ingin membenarkan, tapi bagaimana, sekalinya ingin mengucap yang keluar bukan suara dan kata-kata, melainkan air mata. Lemah, memang.

Dan dari kejadian itu, aku berharap semua tau aku bukan orang yang seperti itu.
Ini akhir kelas 12. Bukan hal yang kuinginkan yang ku alami akhir-akhir ini, ini sangat buruk. Penyebab awalnya apa ?

Di pemantapan terkahir mata pelajaran beliau, aku tidak datang, bukan sengaja, namun ada masalah di dalam rumah kala itu.
"Lis katanya gini, temen kamu mah ngerti pelajarannya kalo ga ada kamu, kalo ada kamu suka ngobrol, pan padahal kamu mah mun pemantapan sok duduk di depannya"
Dan lagi, aku, salah, iya dimatanya. Teman yang disebutkannya adalah teman sebangku-ku. Dan temanku benar, untuk menghindari perkataan yang semacam ini aku selalu duduk di depan saat pembelajaran beliau. Tapi kenapa ? Siapa yang mengobrol ?
Please, God help me.
Lelah bukan ? Aku tidak bisa menyalahkan beliau, ya memang ini sepenuhnya salah aku, aku tidak bisa mengatakan fakta yang ada, aku salah ya intinya aku salah.
Tapi tolong, aku harap hal seperti ini cukup sampai sini.

Mungkin ini benturan besar bagiku, untuk egoku, atau apapun itu. Tapi tolong buat aku mengerti dengan apa maksud dari semua yang ada pada dunia ini. Tolong kuatkan aku dalam menghadapi setiap masalah yang ada.

Lhagosyiah . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates