Pengalaman di PraMPLS SMA
Selamat membaca
Hari
Sabtu kemarin, adalah hari dimana saya pertama kali menginjakkan kaki di
lapangan SMA Muhammadiyah Cipanas, juga hari pertama saya masuk sekolah di SMA.
Seperti biasanya sebagai murid baru, kemarin saya berperan sebagai peserta di
kegiatan Pra MPLS, dan untuk MPLS tiga hari kedepan.
Pra
MPLS baru saja selesai dilaksanakan. Pertama masuk kedalam kelas, saya merasa
sangat aneh, sangat berbeda, dan saya merasa sangat asing. Belum lagi, karena
siswa dari SMP N 1 Cipanas yang melanjutkan ke SMA Ini hanya berjumlah 9 orang.
Itu pun hanya akrab dengan 3 orang saja, selebihnya hanya saling mengenal nama
saja.
Ini
adalah sebagian cerita saya dari pengalaman di hari kemarin. Dari tiga hari
yang lalu, saya mengajak teman saya Syavina, untuk berangkat bersama. Dan
dihari kemarin, mulai dari berangkat sampai pulangpun seperti biasanya kami
bersama.
Untuk
pertama kalinya kami masuk gerbang SMA Muhammadiyah berdua, awalnya kami akan
menunggu 2 orang teman kami yang lain, tetapi karena kami kaget ketika melihat
peserta MPLS yang lain sudah tidak ada di sekitar gerbang, akhirnya kami
memberanikan diri untuk masuk kedalam. Disitu, ada kakak kelas yang sudah akrab
dengan saya, dan mempersilahkan kami untuk langsung bergabung dengan yang lain
yang sedang di absen dikelas atas. Seperti biasa, kami cengengesan dan tertawa
sepanjang perjalanan menuju kelas. Dan saat kami mulai memasuki kelas, mungkin
sudah manusiawi ketika kami terlambat beberapa menit, yang lain langsung
mengalihkan perhatiannya kepada kami, yang saat itu tidak bisa berhenti
tertawa.
Singkat
cerita, kami semua diperintah untuk turun menuju lapangan. Dan setelah sampai
dilapangan, kami langsung membuat lingkaran besar, dan inilah sesi perkenalan.
Dengan memperpadukan dengan permainan yang mungkin tujuannya agar tidak terlalu
bosan. Disini sepatu bagian kiri kami dilepas dan disimpan ditengah lingkaran,
dan kami harus mengambil satu sepatu yang bukan milik kami, kemudian ketika
sepatu kami dipegang oleh orang yang sedang memperkenalkan diri, itu tandanya
orang yang harus memperkenalkan diri selanjutnya adalah pemilik sepatu tersebut.
Ketika sepatu Syavina-lah yang diambil oleh panitia dan diacungkan pertama, itu
artinya dia adalah orang yang memegang nomor pertama untuk berkenalan, dengan
memegang mike sambil berputar dihadapan semua peserta juga panitia, dia
menyebutkan nama dan asal sekolah. Setelah Syavina selesai, saya adalah orang
kedua yang memperkenalkan diri, karena sepatu sayalah yang dipegang oleh
Syavina. Dan terus saja bergantian seperti itu, hingga tidak ada lagi yang
belum memperkenalkan dirinya.
Setelah
sesi perkenalan selesai kami langsung dibagi kelompok, berhubung jumlah kelompok
yang dibuat adalah 10 , jadi peserta dari alumni SCIPSA benar-benar dipecah. Setelah
semuanya sudah mendapatkan kelompok, Saya dan Syavina langsung berubah sikap. Yang
dari awal kedatangan kami selalu tertawa, dan saat ini kami terdiam tanpa
ekspresi. Mengapa begitu ? Jujur, Saya pribadi merasa sangat sulit untuk
beradaptasi, terlebih karena yang masuk ke SMA ini mayoritas dari SMP Muhammadiyah.
Kami merasa sangat terkalahkan oleh mereka, yang tidak bisa diam karena sangat
banyak teman yang lebih dikenal, dibandingkan dengan kami. Kami terdiam seolah
kami sangat diasingkan disana, melihat yang lain bercanda dan mengobrol, kami
hanya terdiam dan tidak berkicau apapun, karena sekalinya berkicau mungkin
seperti saya. Saat anggota kelompok saya meminta untuk dibuatkan yel-yel awalnya
mereka terdiam, namun kesal ujungnya ketika semua nadanya diganti oleh mereka,
yang menurut saya menjadi lebih sulit dan terdengar loyo. Dari situ, saya
benar-benar terdiam dan seperti yang Syavina katakana sesudahnya “Lis, kita cengo
ih dipisahin mah”. Kata itu sangat benar menurut saya, yaa karena kami memang
seperti itu saat berada dikelompok masing-masing. Memang sikap mereka semua baik tidak ada yang macam-macam atau apapun itu, namun mungkin bagi kami ini berbeda dengan sebelumnya ketika kami di SMP. Atau malah mungkin, kami yang terlalu canggung kepada mereka, atau apapun itu saya tidak tau. Intinya saya sendiri pun terheran-heran dengan sikap saya yang berubah menjadi sangat pendiam bagaikan seseorang yang pemalu, karena pada awalnya ketika saya di SMP sifat saya bukannya pendiam dan pemalu, melainkan jail naudzubillah dan tidak bisa diam.
Ini adalah
hari pertama, mungkin lama-kelamaan saya akan terbiasa dengan sikap mereka yang
seperti itu, dan tidak akan merasa terasingkan lagi. Ini yang benar-benar saya
sebut dengan tantangan yang luar biasa. Saya sering mengatakan, bahwa” mungkin
jika saya masuk SMA Muhammadiyah saya akan mendapatkan tantangan yang waw” , itu
bagi saya. Dan ternyata itu sangat benar, dan tantangan waw itu adalah
adaptasi. Yaa karena beradaptasi dilingkungan dan orang yang benar-benar baru
itu terasa sangat sulit. Namun inilah tantangan, semua ini harus kami
selesaikan dengan perlahan. Walaupun sangat sulit, tapi saya yakin bahwa saya
dan Syavina mampu menghadapi semuanya, mungkin tidak langsung sekarang. Tapi,
jika semua ini dijalani, walaupun awalnya terasa aneh lama-lama kami akan paham
bahwa inilah lingkungan kami yang sekarang.
Last,
semangat MPLS 3 hari kedepann…. yoo semangat :)
Terimakasih…