Pengalaman LT3 Dp29 Scipsa
Assalamualaikum wr.wb
Hai, jadi saya disini akan menceritakan pengalaman saya dan teman-teman dalam kegiatan LT3.
Selamat membaca 😂
Jadi, kami adalah perwakilan dari Kwarran Cipanas yang terpilih untuk melakukan kegiatan Lomba Tingkat 3 ini. Kami terdiri dari 1 regu putra dan 1 regu putri dari Pangkalan SMP N 1 Cipanas.
Di hari pertama kami berangkat, seperti biasa kami berkumpul di sekolah kebanggaan yaitu SMPN 1 Cipanas, kami berangkat dari rumah pukul 06.15, satu persatu dari kami mulai berdatangan, namun Neng Tia datang sedikit terlambat, karena kami setia, kami menunggunya hingga ia datang. Setelah semua lengkap, angkot pun datang, kami hanya menyewa satu angkot saja karena uang yang minim. Walaupun satu angkot, alhamdulillah cukup untuk 17 orang dan semua barang yang kami bawa pun cukup begitu juga tongkat dan tenda, walaupun di angkot sangat sempit, semuanya tetap tertawa. Dan alhamdulillah kita sampai tujuan dengan selamat.
Karena kami satuan terpisah (maksudnya putra dan putri tidak disatukan) jadi saya hanya akan menceritakan apa yang dialami oleh saya dan regu putri saja.
Setelah sampai di tujuan pertama, kami melakukan daftar ulang terlebih dahulu, setelah beberapa menit, sebelum pemberangkatan ada kegiatan pemeriksaan kenyamanan tas, kita hanya membawa carrier dan daypack saja jadi tidak terlalu ribet , namun tetap saja beban yang dibawa kurang lebih 6 kg keatas.
Perjalanan dimulai... Kami tidak berhenti berjalan hingga menemukan pos untuk beristirahat dan di tes semangatnyaa. Kemudian kami melanjutkan perjalanan dengan membawa barang-barang kami, kami hanya berhenti ketika ada pos. Namun, apabila perjalanan sangat jauh kami berhenti apabila ada warung sambil membeli makanan untuk mengenyangkan perut dan apabila ada masjid kami berhenti untuk melaksanakan shalat sambil istirahat. Kami hanya membawa energen, susu, air mineral, dan roti untuk sarapan dan makan sore, jadi setiap hari kami hanya sarapan dengan energen yang tidak diseduh dan roti dengan susu juga air mineral.
Sampai di etape 1, kami beristirahat, shalat, dan makan. Malamnya lomba folksong dimulai, sebenarnya kami latihan menggunakan orgen dan membuat mp3nya, akan tetapi kami semua tidak membawa hp jadi kami tampil seadanya, untuk musik kami hanya menggunakan tangan saja, kami membawakan 2 lagu yaitu lagi Menggapai Impian dan lagu Tauco Cianjur, tidak ada kata malu ketika kami tampil walaupun di akhir lagu kami kurang kompak namun, kami lanjutkan dengan sangat semangat. Setelah tampil, kami langsung menuju tenda dan istirahat, juga mempersiapkan diri untuk perjalanan berikutnya.
Besoknya, kami bangun berlomba siapa yang paling pagi , karena yang paling pagi itulah yang dapat air paling banyak, maklum namanya juga hutan jadi tidak dihuni warga. Sebelum pemberangkatan, seperti biasa ada pengecekkan tas. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan, setelah sampai ke etape 2 sebelumnya ada lomba halang rintang, disini sangat seruu hampir semua dari regu kami berhasil, saya gagal karena nyebur ke kolam, semua tertawa tidak terkecuali jurinya , mereka tertawa karena saya nyebur seluruh badan padahal kolamnya sangat dangkal. Setelah itu, kami mendirikan tenda tanpa bantuan pembina karena di LT ini pembina tidak boleh membantu sedikit pun. Karena kami terlambat datang ke etape 2 ini jadi perwakilan dari regu kami yaitu Salma tidak mengikuti lomba story telling. Malamnya lomba dongeng sunda pun kami tidak mengikutinya karena perwakilan dari regu kami yaitu Ai tiba-tiba sakit. Kami semua tidak mengikuti kegiatan apa-apa lagi jadi kami langsung tidur , sebenarnya tenda yang di tempati saya banjir tapi kami tidak peduli , asalkan ada kain kami mengelapnya. Tengah malam beberapa orang terbangun karena nafas kami tidak stabil, bahkan teman saya Syavina mentertawakan saya karena kepala saya keluar dari tenda hanya untuk menghirup udara.
Keesokan harinya,seperti biasanya kami terus berjalan sambil menghitung perjalanan. Sampai di pos menaksir kami mengerjakan soal dengan serius. Setelah selesai, sebelum melanjutkan perjalanan kami membeli siomay hingga amang siomaynya bilang "Alhamdulillah" karena siomaynya habis dibeli oleh kami. Kami memakan siomay itu sambil berjalan. Saat di jalan, alhamdulillah ada seorang bapak yang mempunyai toko depot isi ulang air yang menawarkan agar botol minum kami diisi dengan gratis, lalu kami pun mengisi botol minum kami hingga terisi penuh. Ditengah perjalanan turunlah hujan, kami kompak menggunakan ponco, dan hasilnya kami terlihat seperti robot, rasa malu ada sih tapi kami malah saling mentertawakan satu sama lain. Tidak lupa ketika diperjalanan kami selalu mengeluarkan yel-yel kami yang akhirnya hampir semua yel-yel yang kami keluarkan diikuti oleh regu - regu dari kwarran lain. Ketika sampai di pos panorama carrier saya yang dipakai Salma talinya putus keduanya, rasa sedih ada , bingung ada , tapi kami semua malah tertawa sambil kebingungan, untungnya masih bisa dipakai walaupun ketika dipakai terasa sakit, baiknya regu putra dari SMPN 1 Cipanas selalu membantu kami.
Perjalanan berlanjut, di persawahan anggota regu kami yaitu Putri Syifa (Putsyi) terjatuh hingga carrier yang dipakainya terkena tanah, panitia yang ada malah memarahi kami alhasil panitia itu juga ikut terjatuh bersama Putsyi yang terjatuh untuk kedua kalinya. Setelah sampai di etape 3 yaitu etape terakhir kami dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 membuat bivak (tenda darurat) dan kelompok 2 menjernihkan air. Untuk kelompok 1, kami dikasih waktu 5 menit untuk membuatnya, akan tetapi kami kehabisan akal karena tidak berhenti tertawa. Akhirnya kami menyambungkan 2 buah tambang dan menalikannya ke 2 buah pohon yang ada di dekat kami, lalu menyimpan ponco diatas tali tersebut dan terlihat bukan seperti bivak melainkan seperti sedang menjemur pakaian. Saat juri datang, kami tetap tidak berhenti tertawa. Awalnya juri datang dengan wajah yang tersenyum sambil bertanya "mana bivaknya de ?" kami pun menjawab sambil menunjuk kepada bivak buatan kami "ini kak" kemudian wajah juri pun langsung cemberut sambil berkata "eeh, kok gitu?". Dari situ kami tidak berhenti tertawa, bahkan salah satu anggota regu hingga buang air dicelana.
Berbeda dengan kelompok 2, ketika kegiatan sedang dimulai karena kami kurang persiapan sama sekali akhirnya kami meminta barang yang akan digunakan ke regu sebelah. Kami mengerjakannya dengan teliti, di pertengahan air yang kami jernihkan sudah terlihat sangat jernih. Namun, ketika di step terakhir kami mengalami sedikit kesalahan yang menjadikan airnya berubah warna menjadi sedikit kuning.
Sebenarnya di etape 3 ini adalah giliran saya lomba yaitu lomba IT, akan tetapi tidak ada yang membawa laptop termasuk pembina kami pun tidak membawanya, jadi saya tidak mengikuti kegiatan lomba IT ini. Walaupun persiapan saya untuk lomba IT sudah matang, ketika saya tidak mengikutinya sebenarnya rasa iri pada orang lain ada, namun semuanya terbayar ketika membuat bivak.
Dan lagi-lagi di etape 3 yang berlokasi di Kwarcab Cianjur kami mendapatkan hadiah sekaligus zonk. Mengapa ? Karena di kapling atau di tempat yang kami dapatkan terdapat lubang yang berukuran sedang namun lubangnya sangat dalam, sehingga ketika kami sedang mendirikan tenda, kami sulit untuk menempatkannya. Jadi kami seringkali menggeser-geserkan tendanya. Malam harinya ada kegiatan menemukan teman baru, di kegiatan ini ada seseorang dari Kwarran lain yang membawa Camera dslr yang meminta foto bareng kepada kami, karena kami tidak membawa hp atau camera dan di malam itu kami selalu membawa headlamp jadi kami mengganti camera dslr itu menggunakan headlamp kami. Dan ternyata panitia ada yang diam-diam memperhatikan tingkah kita dan tertawa ketika melihat kita. Setelah kegiatan tersebut, kemudian kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan api unggun yang dilaksanakan di dalam aula dengan hidmat, setelah acara api unggun dilanjutkan dengan acara pentas seni. Setelah selesai, kami semua kembali ke tenda dan istirahat.
Pagi harinya yakni di hari terakhir, karena di kamar mandi kwarcab tidak ada air jadi kami pergi ke sebuah Rumah Sakit yang ada di sebrang Kwarcab untuk mengambil air wudhu dan mencuci muka. Setelah itu, kami mengikuti kegiatan ceramah yang dilaksanakan di aula. Selanjutnya kami pergi ke lapang untuk melaksanakan kegiatan senam, akan tetapi teman saya mentertawakan saya karena saat ceramah pinru dipanggil untuk kedepan dan yang lain disuruh untuk ke lapang, ketika saya pergi ke lapang saya lupa menyimpan sikat gigi dan headlamp akhirnya semuanya terbawa ke kelapang, ya disitulah teman-teman saya mentertawakan saya. Kemudian, kami diberi waktu untuk makan dan istirahat. Kegiatan selanjutnya kami dibagi menjadi 2 kelompok lagi, kelompok 1 melaksanakan kegiatan masak dan kelompok 2 membuat pionering meja dan kursi untuk makan. Di kelompok 1, karena kompornya tiba-tiba sulit dinyalakan jadi kami meminta bantuan kepada panitia, saat panitia menyalakan kompornya akhirnya apinya nyala namun panitia tersebut tangannya terkena semburan api yang membuat bulu tangannya sedikit hangus. Kami hanya diberi waktu 30 menit untuk memasak, setelah waktunya habis, juri mencoba masakan kami dan komentarnya "lauknya pas, sayurnya enak" namun pas bagian mencicipi nasi juri berkata "masih beras yaa". Walau begitu kami tetap bilang "alhamdulillah". Itulah kejadian dikelompok 1. Di kelompok 2, kami mengalami hal yang seru. Jadi pertamanya kami disuruh mengambil tongkat dan tambang yang telah disiapkan dan akan digunakan ke tempat yang telah di tentukan. Kami semua sangat semangat membuatnya, ada yang membuat bagian kakinya ada juga yang membuat bagian mejanya. Namun, ketika regu lain ada yang sudah selesai, karena terburu-buru alhasil kerja kami berantakan dan malah terlihat seperti kandang domba. Hingga akhirnya waktu habis kami masih belum selesai, saat juri datang dan bertanya "ini udah selesai?" kami menjawab "belum kak" juri pun bertanya lagi "berani gak ngedudukinnya?" kami menjawab dengan rasa malu "engga kak" disitu juri hanya tersenyum. Ketika saya mencoba mendudukinya ternyata kursinya kuat, namun hanya untuk beberapa detik dan langsung ancur lagi. Walaupun kami tidak selesai tetapi kami mendapatkan juara1 membongkar pionering, memang tidak dapat piala akan tetapi kami mendapatkan uang sebesar Rp.25.000,- disitu kami sangat gembira.
Saat apel, ada pengumuman kejuaraan dan ketika juri mengumumkan Juara 3 Isyarat dan Semboyan adalah regu dengan nomor kapling B1.3 yaitu kami , kami tidak maju kedepan melainkan kami berteriak terlebih dahulu karena bingung dan setelah juri menyuruh pinru kedepan, barulah saya kedepan. Kejadian ini berulang lagi 2 kali yaitu ketika mendapatkan juara 2 PUPK dan juara 1 menaksir. Maka dari itu juri dan panitia memanggil kita dengan julukan "Regu paling histeris ketika mendapatkan juara".
Sebenarnya kami juga dijuluki sebagai regu tersombong ketika bertemu dengan pembina. Kenapa? Karena kami berbeda dengan regu yang lainnya. Jika regu yang lain, apabila bertemu dengan pembinanya mereka sengaja untuk meminta difoto dan sengaja mendekati pembinanya. Akan tetapi, regu kami apabila bertemu dengan pembina malah buang muka dan seakan-akan tidak mau dilihat oleh pembina, mungkin karena kami terlalu mandiri ya jadi begitu.
Setelah dilaksanakan upacara penutupan kami pulang, namun tidak langsung kerumah kami kesekolah dulu dan apa hasilnya. Semua yang di sekolah bertanya pada kami "kok item?". Jujur kami sangat bangga, walaupun tidak mendapat juara terbaik tapi kami membawa nama baik Pramuka, Kwarran, dan Sekolah di tahun angkatan kami...
Terimakasih sudah membaca yaa..
Maaf kalo terlalu panjang..
Mohon maaf juga apabila ada kesalahan dalam mengetik..
Hai, jadi saya disini akan menceritakan pengalaman saya dan teman-teman dalam kegiatan LT3.
Selamat membaca 😂
Jadi, kami adalah perwakilan dari Kwarran Cipanas yang terpilih untuk melakukan kegiatan Lomba Tingkat 3 ini. Kami terdiri dari 1 regu putra dan 1 regu putri dari Pangkalan SMP N 1 Cipanas.
Di hari pertama kami berangkat, seperti biasa kami berkumpul di sekolah kebanggaan yaitu SMPN 1 Cipanas, kami berangkat dari rumah pukul 06.15, satu persatu dari kami mulai berdatangan, namun Neng Tia datang sedikit terlambat, karena kami setia, kami menunggunya hingga ia datang. Setelah semua lengkap, angkot pun datang, kami hanya menyewa satu angkot saja karena uang yang minim. Walaupun satu angkot, alhamdulillah cukup untuk 17 orang dan semua barang yang kami bawa pun cukup begitu juga tongkat dan tenda, walaupun di angkot sangat sempit, semuanya tetap tertawa. Dan alhamdulillah kita sampai tujuan dengan selamat.
Karena kami satuan terpisah (maksudnya putra dan putri tidak disatukan) jadi saya hanya akan menceritakan apa yang dialami oleh saya dan regu putri saja.
Setelah sampai di tujuan pertama, kami melakukan daftar ulang terlebih dahulu, setelah beberapa menit, sebelum pemberangkatan ada kegiatan pemeriksaan kenyamanan tas, kita hanya membawa carrier dan daypack saja jadi tidak terlalu ribet , namun tetap saja beban yang dibawa kurang lebih 6 kg keatas.
Perjalanan dimulai... Kami tidak berhenti berjalan hingga menemukan pos untuk beristirahat dan di tes semangatnyaa. Kemudian kami melanjutkan perjalanan dengan membawa barang-barang kami, kami hanya berhenti ketika ada pos. Namun, apabila perjalanan sangat jauh kami berhenti apabila ada warung sambil membeli makanan untuk mengenyangkan perut dan apabila ada masjid kami berhenti untuk melaksanakan shalat sambil istirahat. Kami hanya membawa energen, susu, air mineral, dan roti untuk sarapan dan makan sore, jadi setiap hari kami hanya sarapan dengan energen yang tidak diseduh dan roti dengan susu juga air mineral.
Sampai di etape 1, kami beristirahat, shalat, dan makan. Malamnya lomba folksong dimulai, sebenarnya kami latihan menggunakan orgen dan membuat mp3nya, akan tetapi kami semua tidak membawa hp jadi kami tampil seadanya, untuk musik kami hanya menggunakan tangan saja, kami membawakan 2 lagu yaitu lagi Menggapai Impian dan lagu Tauco Cianjur, tidak ada kata malu ketika kami tampil walaupun di akhir lagu kami kurang kompak namun, kami lanjutkan dengan sangat semangat. Setelah tampil, kami langsung menuju tenda dan istirahat, juga mempersiapkan diri untuk perjalanan berikutnya.
Besoknya, kami bangun berlomba siapa yang paling pagi , karena yang paling pagi itulah yang dapat air paling banyak, maklum namanya juga hutan jadi tidak dihuni warga. Sebelum pemberangkatan, seperti biasa ada pengecekkan tas. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan, setelah sampai ke etape 2 sebelumnya ada lomba halang rintang, disini sangat seruu hampir semua dari regu kami berhasil, saya gagal karena nyebur ke kolam, semua tertawa tidak terkecuali jurinya , mereka tertawa karena saya nyebur seluruh badan padahal kolamnya sangat dangkal. Setelah itu, kami mendirikan tenda tanpa bantuan pembina karena di LT ini pembina tidak boleh membantu sedikit pun. Karena kami terlambat datang ke etape 2 ini jadi perwakilan dari regu kami yaitu Salma tidak mengikuti lomba story telling. Malamnya lomba dongeng sunda pun kami tidak mengikutinya karena perwakilan dari regu kami yaitu Ai tiba-tiba sakit. Kami semua tidak mengikuti kegiatan apa-apa lagi jadi kami langsung tidur , sebenarnya tenda yang di tempati saya banjir tapi kami tidak peduli , asalkan ada kain kami mengelapnya. Tengah malam beberapa orang terbangun karena nafas kami tidak stabil, bahkan teman saya Syavina mentertawakan saya karena kepala saya keluar dari tenda hanya untuk menghirup udara.
Keesokan harinya,seperti biasanya kami terus berjalan sambil menghitung perjalanan. Sampai di pos menaksir kami mengerjakan soal dengan serius. Setelah selesai, sebelum melanjutkan perjalanan kami membeli siomay hingga amang siomaynya bilang "Alhamdulillah" karena siomaynya habis dibeli oleh kami. Kami memakan siomay itu sambil berjalan. Saat di jalan, alhamdulillah ada seorang bapak yang mempunyai toko depot isi ulang air yang menawarkan agar botol minum kami diisi dengan gratis, lalu kami pun mengisi botol minum kami hingga terisi penuh. Ditengah perjalanan turunlah hujan, kami kompak menggunakan ponco, dan hasilnya kami terlihat seperti robot, rasa malu ada sih tapi kami malah saling mentertawakan satu sama lain. Tidak lupa ketika diperjalanan kami selalu mengeluarkan yel-yel kami yang akhirnya hampir semua yel-yel yang kami keluarkan diikuti oleh regu - regu dari kwarran lain. Ketika sampai di pos panorama carrier saya yang dipakai Salma talinya putus keduanya, rasa sedih ada , bingung ada , tapi kami semua malah tertawa sambil kebingungan, untungnya masih bisa dipakai walaupun ketika dipakai terasa sakit, baiknya regu putra dari SMPN 1 Cipanas selalu membantu kami.
Perjalanan berlanjut, di persawahan anggota regu kami yaitu Putri Syifa (Putsyi) terjatuh hingga carrier yang dipakainya terkena tanah, panitia yang ada malah memarahi kami alhasil panitia itu juga ikut terjatuh bersama Putsyi yang terjatuh untuk kedua kalinya. Setelah sampai di etape 3 yaitu etape terakhir kami dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1 membuat bivak (tenda darurat) dan kelompok 2 menjernihkan air. Untuk kelompok 1, kami dikasih waktu 5 menit untuk membuatnya, akan tetapi kami kehabisan akal karena tidak berhenti tertawa. Akhirnya kami menyambungkan 2 buah tambang dan menalikannya ke 2 buah pohon yang ada di dekat kami, lalu menyimpan ponco diatas tali tersebut dan terlihat bukan seperti bivak melainkan seperti sedang menjemur pakaian. Saat juri datang, kami tetap tidak berhenti tertawa. Awalnya juri datang dengan wajah yang tersenyum sambil bertanya "mana bivaknya de ?" kami pun menjawab sambil menunjuk kepada bivak buatan kami "ini kak" kemudian wajah juri pun langsung cemberut sambil berkata "eeh, kok gitu?". Dari situ kami tidak berhenti tertawa, bahkan salah satu anggota regu hingga buang air dicelana.
Berbeda dengan kelompok 2, ketika kegiatan sedang dimulai karena kami kurang persiapan sama sekali akhirnya kami meminta barang yang akan digunakan ke regu sebelah. Kami mengerjakannya dengan teliti, di pertengahan air yang kami jernihkan sudah terlihat sangat jernih. Namun, ketika di step terakhir kami mengalami sedikit kesalahan yang menjadikan airnya berubah warna menjadi sedikit kuning.
Sebenarnya di etape 3 ini adalah giliran saya lomba yaitu lomba IT, akan tetapi tidak ada yang membawa laptop termasuk pembina kami pun tidak membawanya, jadi saya tidak mengikuti kegiatan lomba IT ini. Walaupun persiapan saya untuk lomba IT sudah matang, ketika saya tidak mengikutinya sebenarnya rasa iri pada orang lain ada, namun semuanya terbayar ketika membuat bivak.
Dan lagi-lagi di etape 3 yang berlokasi di Kwarcab Cianjur kami mendapatkan hadiah sekaligus zonk. Mengapa ? Karena di kapling atau di tempat yang kami dapatkan terdapat lubang yang berukuran sedang namun lubangnya sangat dalam, sehingga ketika kami sedang mendirikan tenda, kami sulit untuk menempatkannya. Jadi kami seringkali menggeser-geserkan tendanya. Malam harinya ada kegiatan menemukan teman baru, di kegiatan ini ada seseorang dari Kwarran lain yang membawa Camera dslr yang meminta foto bareng kepada kami, karena kami tidak membawa hp atau camera dan di malam itu kami selalu membawa headlamp jadi kami mengganti camera dslr itu menggunakan headlamp kami. Dan ternyata panitia ada yang diam-diam memperhatikan tingkah kita dan tertawa ketika melihat kita. Setelah kegiatan tersebut, kemudian kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan api unggun yang dilaksanakan di dalam aula dengan hidmat, setelah acara api unggun dilanjutkan dengan acara pentas seni. Setelah selesai, kami semua kembali ke tenda dan istirahat.
Pagi harinya yakni di hari terakhir, karena di kamar mandi kwarcab tidak ada air jadi kami pergi ke sebuah Rumah Sakit yang ada di sebrang Kwarcab untuk mengambil air wudhu dan mencuci muka. Setelah itu, kami mengikuti kegiatan ceramah yang dilaksanakan di aula. Selanjutnya kami pergi ke lapang untuk melaksanakan kegiatan senam, akan tetapi teman saya mentertawakan saya karena saat ceramah pinru dipanggil untuk kedepan dan yang lain disuruh untuk ke lapang, ketika saya pergi ke lapang saya lupa menyimpan sikat gigi dan headlamp akhirnya semuanya terbawa ke kelapang, ya disitulah teman-teman saya mentertawakan saya. Kemudian, kami diberi waktu untuk makan dan istirahat. Kegiatan selanjutnya kami dibagi menjadi 2 kelompok lagi, kelompok 1 melaksanakan kegiatan masak dan kelompok 2 membuat pionering meja dan kursi untuk makan. Di kelompok 1, karena kompornya tiba-tiba sulit dinyalakan jadi kami meminta bantuan kepada panitia, saat panitia menyalakan kompornya akhirnya apinya nyala namun panitia tersebut tangannya terkena semburan api yang membuat bulu tangannya sedikit hangus. Kami hanya diberi waktu 30 menit untuk memasak, setelah waktunya habis, juri mencoba masakan kami dan komentarnya "lauknya pas, sayurnya enak" namun pas bagian mencicipi nasi juri berkata "masih beras yaa". Walau begitu kami tetap bilang "alhamdulillah". Itulah kejadian dikelompok 1. Di kelompok 2, kami mengalami hal yang seru. Jadi pertamanya kami disuruh mengambil tongkat dan tambang yang telah disiapkan dan akan digunakan ke tempat yang telah di tentukan. Kami semua sangat semangat membuatnya, ada yang membuat bagian kakinya ada juga yang membuat bagian mejanya. Namun, ketika regu lain ada yang sudah selesai, karena terburu-buru alhasil kerja kami berantakan dan malah terlihat seperti kandang domba. Hingga akhirnya waktu habis kami masih belum selesai, saat juri datang dan bertanya "ini udah selesai?" kami menjawab "belum kak" juri pun bertanya lagi "berani gak ngedudukinnya?" kami menjawab dengan rasa malu "engga kak" disitu juri hanya tersenyum. Ketika saya mencoba mendudukinya ternyata kursinya kuat, namun hanya untuk beberapa detik dan langsung ancur lagi. Walaupun kami tidak selesai tetapi kami mendapatkan juara1 membongkar pionering, memang tidak dapat piala akan tetapi kami mendapatkan uang sebesar Rp.25.000,- disitu kami sangat gembira.
Saat apel, ada pengumuman kejuaraan dan ketika juri mengumumkan Juara 3 Isyarat dan Semboyan adalah regu dengan nomor kapling B1.3 yaitu kami , kami tidak maju kedepan melainkan kami berteriak terlebih dahulu karena bingung dan setelah juri menyuruh pinru kedepan, barulah saya kedepan. Kejadian ini berulang lagi 2 kali yaitu ketika mendapatkan juara 2 PUPK dan juara 1 menaksir. Maka dari itu juri dan panitia memanggil kita dengan julukan "Regu paling histeris ketika mendapatkan juara".
Sebenarnya kami juga dijuluki sebagai regu tersombong ketika bertemu dengan pembina. Kenapa? Karena kami berbeda dengan regu yang lainnya. Jika regu yang lain, apabila bertemu dengan pembinanya mereka sengaja untuk meminta difoto dan sengaja mendekati pembinanya. Akan tetapi, regu kami apabila bertemu dengan pembina malah buang muka dan seakan-akan tidak mau dilihat oleh pembina, mungkin karena kami terlalu mandiri ya jadi begitu.
Setelah dilaksanakan upacara penutupan kami pulang, namun tidak langsung kerumah kami kesekolah dulu dan apa hasilnya. Semua yang di sekolah bertanya pada kami "kok item?". Jujur kami sangat bangga, walaupun tidak mendapat juara terbaik tapi kami membawa nama baik Pramuka, Kwarran, dan Sekolah di tahun angkatan kami...
Terimakasih sudah membaca yaa..
Maaf kalo terlalu panjang..
Mohon maaf juga apabila ada kesalahan dalam mengetik..